BREAKING

Manajemen Klinis Osteoporosis

A. PENGOBATAN NON FARMAKOLOGIS
1. Berdasarkan rekomendasi dari National Osteoporosis Foundation tahun 2008 , yaitu :
  • Intake Kalsium dengan jumlah 1200 mgr/hari
  • Intake Vit. D : 800-1000 IU/hr
  • Senam beban dan Olahraga secara teratur
  • Menghindari alkohol dan merokok
  • Mencegah jatuh
2. Asupan Kalsium 1200 mgr/hari menurunkan resiko patah tulang belakang pada pasien yang beresiko tinggi sebesar 59 % (RECKER RR et al, J.Bone Miner. Res.1996)
3. Defisiensi Vitamin D pada usia lanjut sering terjadi karena:
  • Jarang terkena sinar matahari
  • Fungsi kulit untuk metabolisme vitamin D menurun
  • Diet berkurang
  • Fungsi saluran pencernaan menurun
  • Fungsi ginjal menurun
4. Kadar 25-Hydroxy vitamin D dalam darah 30-60 ngr/ml ( supresi terhadap hormone PTH dan absorpsi kalsium diusus paling efektif)
5. Pemberian Vit.D3 : 700-800 IU/hari menurunkan resiko fraktur tulang panggul sebesar 26% dan fraktur Non-Vertebral 23% ( Bischoff-Ferrari H, et.al. Jama; 2005)
6. Dosis Vit. D yang rendah akan meningkatkan resiko jatuh, menurunkan massa otot serta mengganggu keseimbangan tubuh.
7. Pelatihan jasmani
  • Olahraga aerobik, senam beban dan resistensi mungkin meningkatkan BMD ( Bone Mass Density ) pada tulang belakang.
  • Olahraga jalan kaki meningkatkan BMD pada tulang pinggul.
  • Mungkin menurunkan fraktur tulang pinggul pada wanita pasca menopause.
8. Mencegah pasien jatuh
  • Usahakan agar lantai kamar mandi selalu dalam keadaan kering
  • Penerangan ruangan yang cukup di malam hari
  • Hindari keset atau matras yang licin
  • Jangan ada tumpukan barang di rumah, termasuk kabel listrik yang menghalangi jalan.
  • Hati-hati dengan lantai yang tidak rata dan tangga
  • Penglihatan yang baik ( hindari resiko penglihatan yang kurang baik seperti pada katarak)
  • Gunakan alat bantu bila diperlukan
  • Olah raga teratur ( seperti Tai Chi dll)
B. PENGOBATAN FARMAKOLOGIS
Tujuan dari pengobatan secara Farmakologis adalah :
  • Menurunkan resiko patah tulang
  • Meningkatkan atau menstabilkan BMD
  • Meningkatkan Bone Quality
Pada usia lanjut, terjadi keseimbangan negatif  pada remodeling tulang ( aktifitas sel2 osteoclast lebih aktif daripada osteoblast), akibatnya akan terjadi bone loss dan erosi yang progresif dari kerangka tulang skeletal, dengan ciri-ciri yaitu :
  • Penipisan tulang kortikal
  • Intracortical porosity
  • Penipisan tulang trabekular
  • Loss of connectivity
Jadi, Pemberian terapi Anti resorptive  adalah rasional
Obat Anti resorptive yang ada di Indonesia, antara lain adalah, yaitu Bisphosphonates ,yaitu Alendronate, Risedronate, Ibandronate, Zoledronic acid.
  • Kelas pengobatan : Antiresorptive
  • BMD : meningkatkan BMD pada berbagai skeletal site
  • Bone turnover marker : menurun
  • Menurunkan resiko patah tulang
  • Karena pertimbangan lain, yaitu :
    • Tersedia dalam dosis yang spesifik
    • Tersedia bentuk pengobatan I.V/oral  serta jangka waktu pemberian yang berbeda.
    • Kadang–kadang terjadi iritasi pada saluran pencernaan
    • Jarang terjadi nyeri pada organ otot dan tulang
    • Sangat jarang terjadi hipokalsemia, osteonecrosis dari tulang rahang, atypical fracture pada tulang paha.
    • Efek terhadap resorpsi tulang tetap terjadi walaupun obat dihentikan ( jangka waktu + 1 tahun).
    • Cara minum Bisphosphonate per-oral: Diminum pagi hari, perut kosong, dengan air putih 1 gelas penuh. Setelah itu puasa selama 30-60 menit. Selama puasa dilarang berbaring (duduk boleh).
  • Efek samping Bisphosphonate: 
    • Oral : GI – Intolerance (jarang) , Flu – like symptoms (nyeri otot, sendi, demam)
    • Intravenous :  1. Flu- like symptoms, terjadi 12-48 jam setelah pemberian, berlangsung 1-2 hari, kadang-kadang 1 minggu, steroid dapat menurunkan resiko serta intensitasnya
2. Hipokalsemi.
3. Renal dysfunction : karena itu sebelum dilakukan I.V periksa dahulu
4. Osteonecrosis dari tulang rahang.
5. Atypical Fracture
I. Alendronate
FDA menyetujui sebagai-berikut:
  • Sebagai pencegahan konsumsi 5 mg sehari atau 35 mgr seminggu
  • Untuk pengobatan wanita post menopause : 10 mgr sehari atau 70 mgr seminggu
  • Untuk pria : 10 mg sehari atau 70 mg seminggu
  • Untuk GIO (Glucocorticoid Induced Osteoporosis): 10 mgr sehari atau 70 mgr seminggu.
  • BMD: terjadi peningkatan sebesar 6.2 % selama 3 tahun pada tulang belakang dan 4.7 % pada total hip.
  • Penurunan resiko patah tulang pada Spine & Hip
  • Dosis seminggu sekali sama effeknya dengan dosis harian.
II. Risedronate
FDA menyetujui sebagai berikut :
  • Untuk pencegahan dan pengobatan wanita post-menopouse: 5 mgr sehari, 35 mgr seminggu, 150 mgr sebulan sekali.
  • Untuk pria dan pasien GIO: 5 mgr per hari
  • BMD : terjadi peningkatan sebesar 4.3% pada spine dan 2.8% pada hip selama 3 tahun
  • Menurunkan resiko patah tulang Spine dan Hip
III. Ibandronate
FDA menyetujui sebagai berikut :
  • Pencegahan dan pengobatan bagi wanita post-menopause dengan dosis 150 mg per bulan.
  • BMD – Bone Mass Density : terjadi peningkatan sebesar 6.5% pada tulang belakang dan 2.8% pada tulang pinggul selama 3 tahun.
  • Menurunkan resiko patah tulang belakang.
IV.  Zolendronic Acid
FDA menyetujui sebagai berikut :
  • Pengobatan pada wanita post menopause dosis 5 mg per tahun (I.V)
  • BMD : terjadi peningkatan sebesar 7 % pada tulang belakang dan 4 % pada tulang pinggul selama 3 tahun
  • Menurunkan resiko patah tulang pada tulang belakang dan tulang pinggul
  • Pemberian  I.V selama 15 menit,
V. Raloxifene
  • Kelas terapi : selective estrogen reception modulator (SERM)
  • Sebagai Anti Katabolik (anti resorptive)
  • FDA telah menyetujui golongan ini sebagai terapi pencegahan dan pengobatan pada wanita post menopause ( 60 mg per hari)
  • BMD : terjadi peningkatan sebesar 2.6% pada tulang belakang dan 2.1 % pada tulang pinggul selama 3 tahun.
  • Menurunkan bone marker
  • Menurunkan resiko patah tulang pada tulang belakang.
  • Menurunkan resiko breast cancer
  • Meningkatkan resiko venous trombo-emboli.
VI. Strontium Ranelate
  • Kelas terapi : anabolik dan anti resorptive
  • Menyerupai calcium dan seringkali beraksi seperti kalcium
  • BMD meningkat 8% pada spine selama 3 tahun
  • Menurunkan resiko patah tulang belakang
VII. Calcitonin Nasal Spray
  • Kelas terapi: anti resorptif
  • BMD: sedikit meningkat
  • Menurunkan resiko patah tulang belakang
  • Kemungkinan ada efek analgetik
  • Kadang timbul iritasi.
Pemberian pengobatan kombinasi tidak dianjurkan karena selain menambah efek samping, juga belum ada penelitian yang mendukung hal tersebut.

About ""

PEROSI adalah Perhimpunan seminat dari dokter-dokter spesialis terhadap masalah Osteoporosis di Indonesia.Adapun spesialis yang tergabung adalah spesialis penyakit dalam, bedah orthopaedi, kebidanan dan kandungan, saraf, gizi, kedokteran olah raga, farmakologi dan rehabilitasi medik.
 
Copyright © 2013 PEROSI
Design by FBTemplates | BTT